Selasa, November 24, 2009

HUKUM HUKUM TERKAIT DENGAN QURBAN

Sekelumit Hukum-Hukum terkait dengan Al-Udh-hiyah (Qurban) dan Pensyari’atannya
Al-Udh-hiyah adalah hewan ternak yang disembelih pada hari-hari Adh-ha disebabkan adanya ‘Id (Hari Raya), dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wajalla.
Amalan ini merupakan salah satu bentuk ibadah yang disyari’atkan dalam Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam, dan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin.

Adapun dalam Kitabullah, Allah ta’ala berfirman:

“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berqurbanlah.” (Al-Kautsar: 2)
Dan firman-Nya:

“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sesembelihanku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (Al-An’am: 162-163)

Waktu Pelaksanaan Al-Udh-hiyah

Al-Udh-hiyah adalah ibadah yang tertentu waktunya, bagaimanapun kondisinya tidak boleh dilaksanakan sebelum waktunya, dan tidak boleh pula dilaksanakan setelah keluar dari waktunya, kecuali jika mengakhirkannya dalam rangka mengqadha’ disebabkan ‘udzur tertentu.

Awal waktu pelaksanaannya adalah setelah shalat ‘Id bagi yang mengerjakan shalat ‘Id, seperti orang-orang yang tinggal di daerahnya (tidak dalam keadaan safar). Atau juga dilaksanakan setelah ada kesempatan bagi orang-orang yang tidak mengerjakan shalat ‘Id, seperti musafir dan penduduk yang tinggal di pedalaman (Badui).

Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat (’Id) maka hewan yang disembelih tadi adalah hewan sembelihan biasa, bukan termasuk Udh-hiyah dan wajib untuk menyembelih lagi dengan tata cara yang sama setelah shalat sebagai penggantinya, hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


“Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat, maka sesungguhnya itu hanya daging sembelihan biasa yang disuguhkan untuk keluarganya saja, dan bukan termasuk nusuk (sembelihan qurban) sedikitpun.” (Ahmad dan Ibnu Majah)
Dan diriwayatkan pula oleh Al-Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


“Dan barangsiapa yang menyembelih setelah shalat, maka sempurnalah nusuk (ibadah qurban)nya dan mencocoki sunnah kaum muslimin.”

JENIS JENIS HEWAN YG LAYAK DIJADIKAN QURBAN

Jenis (Keadaan) Hewan Yang Layak dan Memenuhi Kriteria Untuk Dijadikan Hewan Qurban
Hewan yang dijadikan qurban adalah dari jenis hewan ternak saja, berdasarkan firman Allah ta’ala:

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syari’atkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka.” (Al-Hajj: 34).
Hewan ternak yang dimaksud di sini adalah unta, sapi, kambing baik dari jenis dha’n (domba) maupun ma’z (kambing jawa). Demikain yang dinyatakan Ibnu Katsir, dan beliau berkata: “Ini adalah pendapat Al-Hasan, Qatadah, dan yang lainnya. Ibnu Jarir berkata: Demikian juga jenis seperti inilah yang dimaksud di kalangan orang Arab.” -selesai penukilan-.

Dan juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

“Janganlah kalian menyembelih (hewan qurban) kecuali musinnah. Kecuali jika kalian kesulitan mendapatkannya, maka dibolehkan bagi kalian untuk menyembelih jadza’ah (yang berumur muda) dari jenis dha’n.” (HR. Muslim)

Musinnah adalah Tsaniyah. Tsaniyah pada Unta adalah unta yang genap berumur lima tahun. Tsaniyah pada Sapi adalah sapi yang genap berumur dua tahun. Tsaniyah pada Kambing (baik dari jenis dha’n maupun ma’z) adalah yang genap berumur satu tahun.
Adapun jadza’ dari jenis dha’n adalah yang genap berumur setengah tahun.

Dan juga karena Udh-hiyah adalah merupakan ibadah sebagaimana Hadyu (sesembelihan yang dilakukan jama’ah haji), sehingga amalan ini tidak disyari’atkan kecuali dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak pernah dinukilkan dari beliau bahwa beliau menyembelih untuk hadyu maupun qurban dari selain unta, sapi, dan kambing.

Yang paling afdhal (utama) adalah unta, kemudian sapi, kemudian dha’n (domba), kemudian ma’z (Kambing Jawa), kemudian sepertujuh dari unta, dan kemudian sepertujuh dari sapi.
Dan yang paling afdhal dari itu semua adalah yang paling gemuk, banyak dagingnya, sempurna fisiknya, dan bagus dipandang.

Dalam Shahih Al-Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu

“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu berqurban dengan menyembelih dua kambing kibasy yang bertanduk dan amlah.”
Amlah adalah yang warna putihnya bercampur dengan hitam.
Keadaan Hewan Qurban yang Harus Dihindari
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya: “Hewan qurban yang bagaimana yang hendaknya dihindari?” Maka beliau memberikan isyarat dengan tangannya dan bersabda:

“Ada empat, yaitu (1) yang pincang dan jelas pincangnya, (2) yang rusak matanya dan jelas kerusakannya, (3) yang sakit dan jelas sakitnya, dan (4) yang kurus dan tidak bersumsum.” (HR. Abu Dawud no. 2802, At-Tirmidzi no. 1502, Ibnu Majah no. 3144 dengan sanad yang dishahihkan oleh An-Nawawi rahimahullahu dalam Al-Majmu’ 8/227. )

Pada riwayat At-Tirmidzi disebutkan Al-’Ajfa’ (yang kurus), dan dalam riwayat An-Nasa’i disebutkan pengganti dari lafazh Al-Kasir (yang lemah).

Keempat keadaan ini telah disebutkan secara nash tentang larangannya dan belum memenuhi kriteria untuk dijadikan hewan qurban, yaitu:

1. Yang rusak matanya dan jelas kerusakannya, yaitu yang matanya cekung ataupun cembung. Jika hewan tadi tidak bisa melihat dengan matanya akan tetapi kerusakannya tidak nampak jelas, maka itu masih memenuhi kriteria. Akan tetapi jika selamat (sehat) dari kelainan tersebut, maka itu lebih baik.

2. Yang sakit dan jelas sakitnya, yaitu yang nampak pengaruh sakitnya pada hewan tersebut, seperti demam yang menghalanginya dari gembalaan (tidak bisa digembalakan), dan juga seperti kudis yang parah dan bisa merusak daging atau berpengaruh terhadap kesehatannya, atau yang semisalnya dari penyakit yang dianggap oleh orang-orang sebagai penyakit yang nyata. Jika pada hewan ada sifat malas atau tubuhnya lemah yang tidak menghalangi dari gembalaan (bisa digembalakan) dan dimakan, maka ini sudah mencukupi kriteria, akan tetapi jika dipilih hewan yang kondisinya lebih segar, maka itu lebih baik.

3. Yang pincang dan jelas pincangnya, yaitu yang tidak mampu berjalan bersama hewan-hewan lain yang sehat (sehingga selalu tertinggal). Jika hewan tersebut mengalami kepincangan yang ringan dan tidak menghalanginya dari berjalan bersama hewan-hewan yang lain (bisa berjalan normal seperti yang lainnya), maka ini sudah mencukupi kriteria, akan tetapi memilih hewan yang lebih sehat (tidak ada kepincangan padanya) itu lebih baik.

4. Yang lemah atau kurus tidak bersumsum, jika hewan tersebut kurus atau lemah tetapi masih ada sumsumnya, maka ini sudah mencukupi. Kecuali jika hewan tersebut mengalami kepincangan yang sangat jelas. Akan tetapi hewan yang gemuk dan sehat itu lebih baik.
Inilah empat keadaan hewan yang secara nash disebutkan dalam hadits tersebut tentang larangan menjadikannya sebagai hewan qurban. Para ulama juga berpendapat demikian. Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi dalam kitab Al-Mughni mengatakan: “Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat tentang tidak terpenuhinya kriteria binatang yang demikian kondisinya sebagai hewan qurban.” -Selesai penukilan-.

Termasuk juga hewan yang tidak boleh dijadikan qurban adalah jika kondisinya semakna (seperti) dengan empat keadaan di atas atau bahkan yang lebih parah dari itu. Masuk dalam kategori ini adalah:

1. Yang mengalami kebutaan, yaitu yang tidak bisa melihat dengan matanya. Hewan ini lebih layak untuk tidak memenuhi kriteria hewan qurban, karena kondisinya lebih parah daripada hewan “yang rusak matanya dan jelas kerusakannya.”
Adapun hewan yang menderita rabun senja, yakni bisa melihat hanya pada waktu siang dan tidak bisa melihat pada malam hari, maka madzhab Asy-Syafi’i menyatakan bahwa itu sudah mencukupi kriteria, karena yang demikian tidak tergolong hewan “yang rusak matanya dan jelas kerusakannya”, dan tidak pula termasuk yang buta terus menerus sehingga mempengaruhi penggembalaan dan perkembangbiakannya. Akan tetapi hewan yang tidak menderita seperti itu lebih baik.

2. Yang mengalami sakit pencernaan, sampai dia bisa membuang kotorannya (berak). Karena penyakit pada pencernaan itu akan menimbulkan bahaya seperti penyakit yang nyata. Jika dia berhasil membuang kotorannya (berak), maka hilanglah kondisi kritis pada hewan tersebut dan sudah bisa mencukupi kriteria untuk dijadikan hewan qurban jika tidak terjadi dengannya penyakit yang jelas.

3. Hewan yang mau melahirkan sampai dia selamat (ketika melahirkan), karena kondisi seperti ini sangat berbahaya, terkadang bisa memutus kehidupannya (mati) sehingga diserupakan dengan penyakit yang nyata. Bisa saja hewan tersebut memenuhi kriteri untuk dijadikan hewan qurban jika melahirkan itu memang menjadi kebiasaan baginya dan tidak mengalami masa yang membuat dagingnya berubah dan rusak.

4. Hewan yang mengalami sesuatu yang menyebabkan kematian seperti tercekik, terpukul, jatuh, ditanduk, dan diterkam binatang buas. Karena yang demikian kondisinya itu lebih pantas untuk tidak mencukupi kriteria sebagai hewan qurban daripada hewan “yang menderita sakit yang jelas sakitnya” dan hewan “yang pincang dan jelas kepincangannya.”

5. Az-Zumna, yaitu hewan yang lemah tidak mampu berjalan karena penyakit tertentu, ini lebih pantas untuk tidak mencukupi kriteria sebagai hewan qurban daripada hewan “yang pincang dan jelas kepincangannya.” Adapun hewan yang lemah tidak mampu berjalan karena kegemukan, maka madzhab Malikiyah meyatakan hal itu sudah mencukupi karena tidak adanya penyakit pada hewan tersebut dan tidak ada cacat pada tubuhnya.

6. Hewan yang terpotong salah satu tangan atau kakinya, karena ini juga lebih pantas untuk tidak mencukupi kriteria sebagai hewan qurban daripada “yang pincang dan jelas kepincangannya.” Dan juga karena telah hilang bagian yang vital dari tubuhnya sehingga diserupakan dengan hewan yang terpotong ekornya.

Inilah di antara cacat yang menghalangi terpenuhinya kriteria ideal hewan qurban, yaitu ada sepuluh, empat di antaranya telah disebutkan secara nash dan yang enam adalah dengan qiyas. Jika didapati salah satu dari keadaan-keadaan (cacat) tersebut pada hewan ternak, maka tidak boleh berqurban dengannya karena tidak terpenuhinya salah satu syarat yaitu selamat (sehat) dari cacat yang bisa menghalangi terpenuhinya kriteria ideal hewan qurban.

Apakah Boleh Berqurban Atas Nama Mayit (Orang yang Sudah Meninggal Dunia)?

Pada asalnya berqurban itu disyari’atkan terhadap orang-orang yang masih hidup sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya dahulu berqurban untuk diri mereka sendiri dan keluarganya. Adapun permasalahan yang diyakini sebagian orang awam yaitu pengkhususan qurban untuk orang yang sudah meninggal, maka ini tidak ada dasarnya dalam syari’at ini.

Berqurban atas nama orang yang sudah meninggal ada tiga macam:

1. Berqurban atas nama orang yang sudah mati tetapi sifatnya hanya mengikuti yang masih hidup, seperti seseorang berqurban atas nama dirinya sendiri dan keluarganya, dan dia meniatkan keluarga yang dimaksud di sini adalah yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Dasar dari amalan ini adalah qurban yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau berqurban atas nama diri beliau sendiri dan keluarganya, dan di antara anggota keluarganya ada yang sudah meninggal sebelumnya.

2. Berqurban atas nama mayit dalam rangka menjalankan wasiatnya. Dasar dari amalan ini adalah firman Allah ta’ala:

“Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah: 181)

3. Berqurban atas nama mayit dalam rangka shadaqah yang terpisah (berdiri sendiri) dari yang masih hidup, maka ini diperbolehkan. Para ulama madzhab Al-Hanabilah menyatakan bahwa pahalanya akan sampai kepada si mayit dan bisa memberikan manfaat baginya, atas dasar qiyas dengan amalan shadaqah atas nama dia.

Akan tetapi kami tidak memandang bahwa pengkhususan qurban atas nama orang yang sudah meninggal itu merupakan sunnah (tuntutan Nabi), karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mengkhususkan berqurban atas nama seorang pun dari orang-orang yang sudah meninggal. Tidak pernah beliau berqurban atas nama paman beliau, Hamzah, padahal dia adalah salah seorang kerabat yang paling mulia di sisi beliau. Dan tidak pula beliau berqurban atas nama anak-anaknya yang telah meninggal ketika beliau masih hidup, tiga anak perempuan yang telah menikah dan tiga anak laki-laki yang masih kecil. Dan tidak pula beliau berqurban atas nama istri beliau, Khadijah padahal beliau adalah salah seorang istri yang paling beliau cintai. Dan tidak pernah pula disebutkan dari para shahabat pada zamannya, bahwa salah seorang dari mereka berqurban atas nama seseorang yang sudah meninggal.

Dan kami juga melihat di antara kesalahan yang dilakukan sebagian orang adalah mereka berqurban (menyembelih hewan) atas nama orang yang telah meninggal pada awal tahun kematiannya yang mereka namakan dengan Udh-hiyatul Hufrah. Mereka berkeyakinan bahwa tidak boleh bagi seorang pun untuk bersama-sama dalam meraih pahala dengan si mayit tersebut. Atau mereka berqurban dari harta orang yang sudah meninggal dalam rangka shadaqah ataupun menjalankan wasiatnya, dan tidak berqurban atas nama diri sendiri dan keluarganya. Kalau seandainya mereka mengetahui bahwa seseorang jika berqurban dari hartanya sendiri atas nama diri dan keluarganya baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, maka mereka tidak akan meninggalkan yang seperti ini untuk berpaling kepada amalan mereka (sebelumnya) tersebut.

Hal-Hal Yang Harus Dijauhi Oleh Seseorang Yang Hendak Berqurban

Jika seseorang hendak berqurban dan telah memasuki bulan Dzulhijjah – baik dengan cara ru’yatul hilal maupun menyempurnakan bulan Dzulqa’dah menjadi 30 hari – maka diharamkan baginya untuk mengambil (memotong) sedikitpun dari rambut, kuku, dan kulitnya sampai dia benar-benar telah menyembelih hewan qurbannya.

Berdasarkan hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Jika telah masuk sepukuh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian hendak menyembelih hewan qurban, maka tahanlah (tidak memotong) dari rambut dan kukunya.” (HR. Ahmad dan Muslim)

Dan dalam lafazh yang lain:

Maka janganlah menyentuh (mengambil) rambut dan kulitnya sedikitpun sampai dia melaksanakan qurbannya.”

Dan jika niat untuk berqurban itu muncul di pertengahan sepuluh hari tersebut, maka hendaknya dia menahan diri (untuk tidak mengambil/memotong rambut, kuku, dan kulitnya) mulai saat itu juga, dan dia tidak berdosa jika pernah mengambil/memotongnya ketika sebelum berniat.

Hikmah larangan ini adalah bahwasamya seorang yang berqurban, yang berarti dia turut serta bersama jama’ah haji dalam melakukan sebagian amaliah manasik – yaitu dalam bentuk menyembelih hewan qurban – maka dia pun juga harus turut serta (dengan para jama’ah haji) dalam hal sebagian kekhususan (keadaan ketika) ihram, berupa menahan diri (tidak mengambil/memotong) rambut dan yang semisalnya.
Atas dasar ini, maka dibolehkan bagi keluarga orang yang hendak berqurban untuk mengambil/memotong rambut, kuku, dan kulitnya pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah tersebut.

Hukum ini khusus berlaku bagi orang yang hendak berqurban. Adapun bagi Al-Mudhahha ‘Anhu (pihak yang diatasnamakan padanya qurban), maka tidak ada kaitannya sama sekali dengan hukum tersebut karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Dan salah seorang dari kalian hendak menyembelih hewan qurban …”
Dan tidak mengatakan:

“… ataupun juga bagi yang diatasnamakan padanya qurban.”

Di samping itu juga karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu pernah berqurban dengan mengatasnamakan keluarganya, namun tidak pernah dinukilkan dari beliau bahwa beliau memerintahkan mereka (keluarganya) untuk menahan diri (tidak mengambil/memotong) itu semua.

Dan jika orang yang hendak berqurban mengambil/memotong sedikit saja dari rambut, kuku, ataupun kulitnya, maka wajib atas dia untuk bertaubat kepada Allah ta’ala dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Tidak diwajibkan bagi dia untuk membayar kaffarah, dan tidak pula menghalangi dia untuk menyembelih hewan qurbannya sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang awam [2].
Dan jika mengambil/memotongnya itu disebabkan lupa atau tidak mengerti hukumnya, atau karena rambut tersebut rontok tanpa disengaja, maka tidak ada dosa baginya. Dan jika memang benar-benar sangat diperlukan untuk mengambil/memotongnya (karena darurat), maka yang demikian diperbolehkan baginya dan tidak terkenai tanggungan (dosa) sedikitpun, misalnya ketika kukunya patah yang menyebabkan gangguan padanya, sehingga dia harus memotongnya, ataupun rambutnya terurai ke bawah sampai mengenai kedua matanya sehingga dia harus menghilangkannya, dan juga karena sangat dibutuhkan untuk pengobatan luka dan yang semisalnya.

Diambil dari Maqalat Wa Fatawa Wa Rasail
Fadhilatusy Syaikh Al ‘Allamah Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullahu ta’ala.
diterjemahkan oleh : Ust. Abu ‘Abdillah Kediri dan Abu ‘Amr Ahmad

Senin, November 16, 2009

KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH DAN AMALAN YANG DISYARIATKAN

Oleh : Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
Sumber artikel : www.almanhaj.or.id

Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'Anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

[1]. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah

Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Artinya : Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga".

[2]. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah.

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :

"Artinya : Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku".

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [Hadits Muttafaq 'Alaih].

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".

[3]. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.

Sebagaimana firman Allah Ta'ala.

"Artinya : .... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ...". [Al-Hajj : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma.

"Artinya : Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid". [Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu"

"Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah".

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.

"Artinya : Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu ...". [Al-Baqarah : 185].

Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.

Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.

[4]. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.

Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [Hadits Muttafaq 'Alaihi].

[5]. Banyak Beramal Shalih.

Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

[6]. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq

Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

[7]. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-hari Tasyriq.

Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". [Muttafaq 'Alaihi].

[8]. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban.

Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'Anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".

Dalam riwayat lain :

"Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban".

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

"Artinya : ..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [Al-Baqarah : 196].

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

[9]. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

[10]. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas.

Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.

[Artikel bahasa Arab dapat dilihat di http://www.saaid.net/mktarat/hajj/4.htm Disalin dari brosur yang dibagiakn secara cuma-cuma, tanpa no, bulan dan tahun]

Kamis, November 12, 2009

PAKAIAN DAN PERHIASAN

Subhanallah betapa Allah amat memperhatikan dan menyayangi hambanya, hingga masalah pakaian dan perhiasan yang baik dan pantas dikenakan oleh hambanya pun di sampaikan dengan jelas dan terinci, hal ini untuk kebaikan dan keselamatan hambanya di dunia dan akhirat.

Allah berfirman dalam Al Qur’an

S. Al A’raaf : 26 yang artinya :

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.

S. An Nur : 31 yang artinya :

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”


Dijelaskan bahwa dalam hal berpakaian Allah memberi petunjuk bagaimana cara memakainya dan bagaimana yang pantas diperlihatkannya dan kepada siapa saja boleh diperlihatkannya terutama bagi wanita beriman. Tidak hanya sebatas itu saja apa yang disampaikanNya bahkan bagaimana kita bersikap dan berlaku sopan santun seperti yang disampaikanNya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai berikut :


Allah berfirman dalam Al Qur’an

S. An Nuur : 60 yang artinya :

“Dan perempuan perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

S. Al Ahzab : 53 yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.

S. Al Ahzab : 55 yang artinya :

”Tidak ada dosa atas istri-istri Nabi (untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara mereka yang perempuan, perempuan-perempuan yang beriman dan hamba sahaya yang mereka miliki, dan bertakwalah kamu (hai istri-istri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu”.

S. Al Ahzab : 59 yang artinya :

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”.

Demikianlah Allah telah menjelaskan dalam firmanNya tersebut, jadikanlah hal tersebut sebagai petunjuk bagi hamba Allah yang beriman agar menjadi hamba yang beruntung di dunia dan akhirat.

Kamis, Oktober 22, 2009

SILATURAHMI

Pengajian MT. AL IKHLAS
Oleh :Muhammad Faly Hasan

Dalam Islam hubungan silaturahmi atau hubungan kekerabatan dalam menyambung tali persaudaraan sangat penting karena hal ini banyak di sebutkan dalam Al Qur'an dan As- Sunnah secara terperinci.
Islam memotivasi untuk bersilaturahmi dan memuji orang yang menyambungnya, bahkan islampun memperingatkan dari memutuskan silaturahmi dengan mengancam pelakunya dengan siksaan yang besar di dunia dan akhirat.

Allah berfirman dalam Al Qur'an : Surat Ar-Ra'd [13]: 21

"dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan (yaitu mengadakan silaturahim dan tali persaudaraan) , dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk."

lihat pula Surat Al-Isra [17]: 26 dan Surat An-Nisa[4]: 36.

Dalam Hadistnya :

"Ar-Rahim (Rasa persaudaraan) bergantung di Arsy. Ia berkata:"Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang memutusku, Allah akan memutusnya"
(HR Ahmad)

CARA BERSILATURAHMI

Silaturahmi di jaman sekarang ini amat mudah manfaatkanlah kecanggihan tehnologi untuk menyambung silaturahmi dengan handai taulan kita.
Ibnu Abbas Ra meriwayatkan; Rasulullah SAW bersabda "sambunglah hubungan kekeluargaanmu, walau hanya dengan salam".

lebih rinci lagi cara silaturahmi yang diajarkan Rasulullah SAW adalah sbb:

Dari Abu hurairah Ra, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :"Janganlah kalian saling dengki, jangan saling meninggikan harta, jangan saling membelakangi, Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Seorang muslim itu saudara muslim yang lainnya, tidak boleh berbuat dzalim kepadanya, tidak boleh merendahkannya, tidak boleh menipunya, dan tidak boleh menghinanya.
Takwa itu ada disini."Beliau menunjuk dadanya tiga kali".
cukup jahad seseorang yang menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain haram darahnya, hartanya dan kehormatannya" (HR Muslim).

HIKMAH SILATURAHMI

1. Silaturahmi landasan tegaknya Islam.

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat,
maka hendaklah dia memuliakan tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhirat, maka hendaklah mengatakan yang baik atau diam saja" (HR. Bukhari Muslim)

2. Rahmat akan meliputi bagi yang menghubungkan kekeluargaan yang kuat.

Firman Allah : Surat At Taubah[9]: 71

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka
ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

3. Dipanjangkan umur dan di tambah rizki-nya.

Rasulullah SAW bersabda “ Barang siapa yang suka dipanjangkan umurnya dan
ditambah rizkinya, hendaknya bertaqwa kepada Allah dan menyambung sanak
kerabat” (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah Ra, dia berkata :” Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa
yang suka dilapangkan rizkinya, dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah tali
Silaturahmi.”

4. Terhindar mati jelek (Su-ul Khatimah)

Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang menginginkan Allah memanjangkan
Umurnya dan diperluas rezekinya serta terhindar dari mati jelek (su-ul
khatimah), hendaklah ia bertawakal kepada Allah dan menyambung sanak kerabat”

5. Tanda berakhlak mulia

Rasulullah SAW bersabda : “Rasulullah SAW bersabda: “Menyambung sanak kerabat,
Berakhlak mulia dan hidup bertetangga dengan baik, bisa memakmurkan kampong dan
Menambah umur. (HR Ahmad)

6. Ridha dan murka Allah tergantung orang tua

Dari Abdullah bin ‘Amir bin al-Ash Ra, dari Nabi SAW beliau bersabda :”Ridha
Allah ada pada keridhaan kedua orang tua, dan murka Allah ada pada kemurkaan
kedua orang tua” (HR at-Tirmidzi).

MEMUTUSKAN SILATURAHMI

Memutuskan silaturahmi dengan tidak mau berbicara dan perbuatan sejenis lainnya adalah haram, jika motivasinya bersifat duniawi.

Rasulullah SAW bersabda :
"Tidaklah halal bagi seseorang Muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, jika ketemu ia saling mengelak. Yang paling baik diantara keduanya adalah yang memulai salam" (HR Bukhari Muslim)

Akibat memutuskan silaturahmi :

1. Jika memutuskan enam hari seperti menumpahkan darahnya.
Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa yang memutuskan hubungan dengan saudaranya selama enam hari, maka
sama seperti menumpahkan darahnya" (HR Abu Daud)

Dibolehkan apabila dilakukan karena Allah taala atau motivasinya untuk kepentingan
agama. seperti kisah tiga orang sahabat nabi yang tidak mau ikut perang Tabuk dan
diasingkan selama 50 hari sebagai hukuman ketidak ikutsertaannya dalam perang.

2. Akan mendapat laknat, ditulikan dan dibutakan Allah Ta'ala.
Allah berfirman dalam Al Qur'an S.Muhammad [47]:22-23 :
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
dan memutuskan hubungan kekeluargaan? mereka itulah orang-orang yang dilaknati
Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka."

3. Dosa yang dipercepat siksanya di dunia dan akhirat
Rasulullah SAW bersabda :
"Tidaklah ada dosa yang lebih pantas untuk Allah Ta'ala percepat siksaannya di
dunia disamping ada yang diakhirkan bagi pelakunya di akhirat daripada kezhaliman
dan memutuskan persaudaraan" (diriwayatkan oleh Imam Ahmad)

4. Siapa yang memutuskan silaturrahmi maka Allah akan memutuskan dan menolaknya.
Dalam hadist Qudsy, Allah Ta'ala berfirman :
" Saya Ar-Rahman, Saya telah menciptakan rahmi dan Saya memberikannya nama dari
pecahan nama-Ku. Siapa saja yang menyambungnya maka Saya akan menyambung hubungan
dengan dia, sedangkan siapa yang memutuskannya maka Saya akan memutuskan hubungan
dengan dia dan menolaknya". (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad)

5. Rahmat Allah tidak turun kepada orang yang memutuskan silaturahmi.
Rasulullah SAW bersabda :
" Sesungguhnya rahmat tidak akan turun kepada segolongan orang yang ditengah
mereka ada seseorang yang memutuskan hubungan keluarga" (HR. Al-Ashbahany dan
At thabrani)

6. Malaikat Rahmat tidak turun kepada orang yang memutuskan silaturahmi.
Rasulullah SAW bersabda :
" Sesungguhnya para malaikat tidak akan turun kepada segolongan orang yang di
tengah mereka ada seseorang yang memutuskan hubungan kekeluargaan"(HR At-Thabrani)

7. Tidak akan masuk surga
Rasulullah SAW bersabda :

" Tiga orang yang tidak akan masuk surga yaitu pembuat khamar, orang yang memutus-
kan hubungan kekeluargaan dan orang yang membenarkan sihir" (HR Ahmad, al-Hakim
dan Ibnu Hibban)

" Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan" (Muttafaq
alaih)

" Tidak akan masuk surga orang yang melakukan lima perkara: orang yang suka
minum khamar, percaya kepada sihir, memutuskan sanak saudara, tidak akan masuk
surga pula dukun (tukang ramal) dan orang yang suka mengungkit pemberiannya"
(HR Ahmad).

Rabu, Agustus 26, 2009

HIKMAH PUASA RAMADHAN

Pengajian di MT.AL IKHLAS
Oleh : Ust. M.Faly Hasan

1. Ramadhan adalah kesempatan emas untuk menjadi bertaqwa.
(QS. Al Baqarah :183).

2. Puasa sebagai perisai/penghalang dari siksa neraka.
Nabi SAW bersabda:
"Puasa adalah Perisai dan benteng yang kokoh dari siksa neraka" (HR.Bukhari)

3. Balasan langsung dari Allah SWT.
Nabi SAW bersabda :
"Semua amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, maka untuk-Ku dan Aku yang
akan membalasnya......" (HR.Bukhari Muslim).

4. Do'anya tidak ditolak.
Nabi SAW bersabda :
"Ada tiga do'a yang mustajab, yaitu do'a orang yang berbuka, do'a orang yang di
dzolimi dan do'anya para musafir". (HR.Al Uqaili)
"Orang yang berpuasa pada saat berbukanya mempunyai do'a yang tidak ditolak
(Mustajab) (HR.Ibnu majah)

5. Puasa menjadi syafaat pada pelakunya.
Nabi SAW bersabda :
"Wahai Rabbku, aku telah menghindarkannya dari makanan dan syahwat di siang hari
maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya" (HR Ahmad dan Baihaqi).

6. Ramadhan itu Tiada Tandingannya.
Nabi SAW bersabda :
" Berpuasalah, karena puasa tidak ada tandingannya " (HR.An Nasa'l (2221, 2222;
Ibnu Khuzaimah (1893); dll...

7. Ramadhan bulan Pahalanya dilipat gandakan tanpa batas.(QS. Az-Zumar : 10)
Nabi SAW bersabda :
" Rabb-Mu berkata: "Setiap perbuatan baik dilipat gandakan sepuluh kali lipat
sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang
akan membalasnya. Puasa adalah perisai yang melindungi dari api neraka...."
(HR.At-Tarmidzi)

8. Ramadhan bulan diturunkan dan bertadabbur al-Qur'an (QS.Al Baqarah :185)

9. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari minyak kasturi.
Nabi SAW bersabda :
" Demi Doa yang ditangan-Nya jiwaku berada, bau mulut orang yang berpuasa lebih
harum bagi Allah daripada harumnya kesturi " (HR.Mutaffaq Alaih)

10. Ramadhan bulan terbukanya Surga.
Nabi SAW bersabda :
"Sesungguhnya didalam surga memiliki sebuah pintu gerbang yang disebut
Ar-Rayyan, orang2 yang shiyam masuk pintu itu pada hari kiamat. Tak seorangpun
yang masuk pintu itu kecuali mereka yang berpuasa" (HR Bukhari).

11. Dijauhkan wajahnya dari api neraka
Dari Abu Said al-Khudri Ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah akan
menjauhkan wajahnya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun"
(HR Bukhari Muslim)

12. Puasa mampu menahan nafsu syahwat.
Dari Ibnu mas'ud ra, dia berkata : " Aku bersama Rasulullah SAW, lalu beliau
bersabda" "Barang siapa yang mampu menikah, menikahlah karena menikah lebih
mampu menahan pandangan dan menjaga kemaluan dan barang siapa tidak mampu,
hendaklah ia berpuasa, karena puasa akan lebih mampu menahan nafsu syahwat."
(HR Bukhari Muslim)

13. Fitnah yang menimpa dapat dihapus dengan puasa
Nabi SAW bersabda :
" Fitnah (ujian) yang menimpa seseorang pada istrinya, hartanya dan tetangganya
akan dihapus oleh shalat, puasa dan shadaqahnya" (HR.Bukhari Muslim)

14. Dengan Puasa diampuni dosanya yang telah lalu.
Nabi SAW bersabda :
"Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan berharap pahala, niscaya
ia diampuni segala dosanya yang telah lalu" (HR Bukhari)

15. Ramadhan sebaga sumber kesehatan.
Nabi SAW bersabda :
"Berperanglah! kalian akan mendapat ghanimah, berpuasalah! Kalian akan sehat dan
bepergianlah! Kalian akan mendapat kecukupan". (HR.Thabrani)

16. Ramadhan bulan Kekuatan.
Puasa menghimpun dua aspek kekuatan. Dari aspek kesehatan menyehatkan badan dan
menolak penyakit. Dari aspek ruhani memberikan kekuatan untuk bersabar, kekuatan
system, kekuatan taat, kekuatan menahan diri dan kekuatan iman.

17. Ramadhan bulan kegembiraan.
(QS.Al Muzammil : 20)
Nabi SAW bersabda :
"Orang yang berpuasa mendapatkan dua kegembiraan, kegembiraan pada saat
berbukanya dan kegembiraan saat berjumpa dengan Tuhannya.

18. Ramadhan bulan Al Qur'an.
(QS. Al-Baqarah :185)
Jibril mendatangi Nabi SAW pada bulan Ramadhan lalu bertadarus Al-Qur'an
bersama beliau pada setiap malam.(Sbgmn dlm Shahihain dari Ibnu Abbas (HR
Bukhari).

19. Ramadhan bulan Silaturahim.
Nabi SAW bersabda :
"Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan diperpanjang umurnya, maka
hendaklah menyambung silaturrahiim" (HR Mutafaq Alaih)

20. Ramadhan bulan Taubat.
Allah SWT membuka pintu taubat berkat anugrah dan kemurahan-Nya dan berjanji
untuk menerima taubat itu betapapun besarnya. (QS Asy-Syuara : 25; Al-Maidah :
74)

21. Ramadhan bulan Dakwah.
Dakwah mencakup segala ucapan, perbuatan, tulisan, gerakan, diam, akhlaq,
semangat mengorbankan harta dan kedudukan atau amalah untuk berkhidmat pada
agama (QS. Ali-Imran : 110; An-Nahl : 125)

22. Ramadhan bulan Birrul Walidain.
Bulan menuai kebajikan dan medan berlomba-lomba dalam kebajikan. Kebaktian yang
terbesar dan pendekatan diri kepada Allah (Qarabat) dan birrul Walidain.
(QS. Al Isra : 23-24)

23. Ramadhan bulan pendidikan.
Bulan ini merupakan peluang merenungi dirinya dan melihat hubungannya dengan
anak-anaknya (QS At-Tahrim : 6)

24. Ramadhan bulan Derma.
Nabi SAW bersabda : "Barangsiapa yang memberi buka puasa kpd orang yang ber
puasa, maka ia memperoleh sebesar pahalanya dengan tidak berkurang sedikitpun
pahala orang yang berpuasa itu" (HR Tirmidzi)

25. Ramadhan bulan kesabaran.
Nabi SAW menamai bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran, sebagaimana dalam
sabdanya "Puasa adalah separuh kesabaran" (HR Tirmidzi)

26. Ramadhan bulan Muhasabah.
Ramadhan merupakan tempat untuk introspeksi diri.

27. Ramadhan bulan Do'a (QS.Al Baqarah : 186)

28. Ramadhan bulan Jihad dan Kemenangan.
Sejarah mencatat bahwa umat islam mampu meraih beberapa kesuksesan dan kemenangan
besar justru pada saat bulan Ramadhan.












Selasa, Agustus 18, 2009

Marhaban ya Ramadhan



Selamat datang Bulan Ramadhan

Alhamdulillah.... puji syukur kehadirat Allah Swt
Bahwa kita masih di kasih kesempatan untuk bertemu lagi
dengan bulan yang penuh berkah dan ampunan.....

Jadikan bulan ramadhan tahun ini sebagai bulan introspeksi diri
mengingat dan mengkaji apa yang telah kita jalani selama bulan dan tahun sebelumnya
bila telah melakukan kesalahan, segeralah mohon ampun dan bertaubatlah
dengan taubat yang sesungguhnya.... jangan ulangi kesalahan2 itu....
bila telah melakukan kebaikan, tingkatkan kebaikan tersebut hingga sebaik-baiknya
kebaikan yang kita mampu tuk melakukannya....

Lakukan perbaikan diri dari sekarang...
jadikan moment puasa Ramadhan ini sebagai acuan dalam mendekatkan diri kepada Allah.
tidak hanya dibulan ramadhan saja kita meningkatkan segala amal dan ibadah kita.
tapi lakukan terus setelah lewat bulan ramadhan hingga ramadhan berikutnya....
Insya Allah dengan kesungguhan hati untuk memperbaiki diri...Allah akan memberikan
kemudahan kemudahan....

Kalau tidak dari sekarang kapan lagi....
mumpung masih muda..., mumpung masih sehat..., mumpung masih berpunya..., mumpung masih ada nyawa melekat di badan.... Ayo lakukanlah...!!!


"SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1430 H"
Semoga segala amal dan ibadah kita di terima dan di Ridhoi Allah Swt... Amin ya Robbal alamin....

Kamis, Juli 23, 2009

Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh....
Udah lama juga rasanya mama gak buka2 blog ini
Mohon maaf buat pengunjung yang udah setia memberikan semangat
untuk mama untuk terus berdakwah lewat blog ini....

Banyak alasan yang membuat mama tidak sempat untuk menulis ....
pastinya karena kesibukan rumah tangga yang mesti banyak mendapat perhatian
jadinya mama ga bisa konsentrasi duduk tenang untuk menulis....

sedikit sekelumit kesibukan mama akhir-akhir ini....
Dalam bulan bulan terakhir ini mama disibukan dengan urusan pendidikan anak-anak
menemani anak-anak belajar menghadapi ujian dan ulangan umum...serta liburan anak2
Tau sendiri deh...kalo musim liburan perlu tenaga extra...apalagi liburan ini gak
bisa pergi kemana-mana....

Oya...berita gembira nih .... anakku yang besar sudah lulus SMA
Dan sekarang ini sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi
yang Alhamdulillah udah diterima di perguruan tinggi yang di impikannya....ITB
berkat kerja kerasnya dan izin Allah tentunya....dan terima kasih atas doa temen2
di Blog (terutama Mbak wendy & bunda Yanti).
ini juga yang sudah menyita waktu mama.... mengurus penerimaan mahasiswa baru ITB
yang mau ga mau harus bolak balik ke Bandung..... Alhamdulillah segala sesuatunya
sekarang sudah beres.... anakku mulai kuliah dibulan Agustus nanti....Mohon doanya
biar segalanya lancar ya....

selain itu tuk ketiga adiknya juga .... perlu perhatian dan alhamdulillah
ketiganya naik kelas semua.....dan sekarang sudah mulai masuk sekolah kembali
setelah liburan.... kasian juga sih....karena kesibukan mengurus kakaknya liburan
mereka agak terganggu....jadilah mereka liburan dirumah saja dengan ditemani PS dan
game online.... (ini juga yang bikin mamanya gak kebagian nengok2 blog)

Karena kesibukan yang padat itulah..... kesehatan mama juga agak terganggu....
satu minggu mama istirahat untuk memulihkan kesehatannya.....
Dan sekarang mama udah mulai lagi bersemangat untuk menulis..... mudah mudahan bisa terus menulis.....walaupun mohon maaf sekali lagi.... Mama masih belajar untuk
menulis diblog ini....jadi kalo ada hal-hal yang salah dan harus diperbaiki
kasih tau ya....dan jangan lupa ajarin mama...biar mama makin pintar.....Terima kasih
sebelumnya.....Wassalam.....

Jumat, Juni 05, 2009

MENDAMBAKAN SURGA? KAMU HARUS BEKERJA UNTUK MENCAPAINYA. SURGA MEMILIKI HARGA


Assalamu’alaikum,
Bismillah

Allahumma salli ’ala Muhammad
Satu-satunya ”Ghayaah” (tujuan dan target) sebagai seorang Muslim seharusnya adalah untuk mencari cara membuat Allah senang, sementara juga mengharapkan imbalan dari Tuhan (berupa Surga) dengan melakukan hal tersebut. Jadi, surga bukan merupakan tujuan tunggal di dalam hidup ini, dibanding dengan mencari cara bagaimana membuat Allah senang.

Bagaimanapun, surga yang kita bicarakan disini membutuhkan pengorbanan dan keinginan yang kuat, dan hal ini telah dikonfirmasikan pula oleh Rasulullah S.A.W. yang disabdakan di dalam suatu Hadist yang terkenal:

”Ketika Allah menciptakan surga dan neraka, maka Dia mengirimkan malaikat Jibril (Gabriel) ke surga, dan mengatakan: ”Pergi dan lihatlah surga dan hal-hal lainnya yang Aku telah sediakan di dalamnya bagi para penghuninya.” Maka ia pergi dan melihat apa yang telah Allah sediakan di dalamnya bagi para penghuninya. Kemudian ia kembali dan berkata: ”Dengan Kebesaran-Mu, siapapun yang mendengarnya akan memakan waktu lama untuk memasukinya. Kemudian Dia memerintahkannya agar dikelilingi kesulitan, dan berkata kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah apa yang telah aku persiapkan di dalamnya bagi para penghuninya.” Maka ia (Jibril) pergi kembali dan menemukan tempat yang dikelilingi berbagai kesulitan. Kemudian ia kembali dan berkata: ”Dengan Kebesaran-Mu, aku takutkan tidak ada seorang pun yang dapat masuk ke dalamnya.

Kemudian Dia mengirim Jibril ke dalam api neraka dan berkata, ”Pergi dan lihatlah apa yang telah aku sediakan bagi para penghuninya.” Maka ia pergi dan melihat apa yang ada di dalamnya dan terdapat beberapa lapisan, satu di atas lainnya. Kemudian ia kembali dan berkata: ”Dengan Kebesaran-Mu , siapapun yang mendengarnya tidak akan pernah mau mencoba masuk ke dalamnya. Kemudian dia memerintahkannya agar dikelilingi oleh nafsu dan keinginan, dan berkata: ”Pergi dan lihatlah apa yang telah aku persiapkan di dalamnya bagi para penghuninya. Maka ia pergi dan melihatnya, kemudian kembali dan berkata, ’Dengan Kebesaran-Mu, aku takut tidak ada seorangpun yang dapat melarikan diri dari memasukinya.” (Muslim, Abu Daawood dan Imaam Ahmad)

Dan Rasulullah S.A.W. bersabda pula:

“Api tersebut dikelilingi oleh Syahwat (nafsu) , dan surga dikelilingi oleh kesulitan.” (Al-Bukhaari dan Muslim)

Karenanya wahai para saudara dan saudari, setelah mengetahui hadist-hadist ini bagaimana kita bisa berharap jika perjalanan ke Surga itu akan mudah dan bebas dari ujian? Kita sangat mengetahui bahwa satu-satunya cara adalah dengan membuat Allah (S.W.T) senang dan memasuki surga dengan mengikuti Rasulullah (SAW) dan para sabatina, yang telah diekstradisi dari kampung halamannya, dianiaya, disiksa, diejek, di boikot, dibunuh, difitnah, dan diserang; Seberapa besar kita dapat menerima hal-hal tersebut? Saat ini bila kita kehilangan sedikit kemakmuran, (dari orang tua kita), yang diciptakan oleh para kaum kafir dan mendapat sedikit kritik tentang Muslim, maka kita lalu menyerah dalam melakukan dakwah, Akidah dan semangat untuk bekerja bagi agama Allah.

Sangat penting bagi kita untuk mengetahui konsepnya secara benar sebagai pengingat bagi kita untuk sabar dan tegas di dalam agama kita. Allah (SWT) akan selalu menguji para umatNya yang beriman; terkadang Dia menguji kita melalui keluarga atau pun kekayaan yang kita miliki, dan di waktu lain Dia dapat juga menguji kita dengan kaum Kafir, Munafik, penyimpang Muslim atau bahkan dengan para sahabat kita sendiri. Ini merupakan janji dari Yang Maha Besar Allah (SWT) karenanya kita harus selalu siap menghadapinya.

Wahai Para Muslim sekalian, jangan pernah kehilangan harapan akan Tuhan. Selalu ingat bahwa apapun ujian yang kalian hadapi, maka Sahaabah akan dihadapi dengan banyak skenario yang sulit sekalipun. Ibn Taymiyyah, Abu Haneefah, Ahmad bin Hanbal dan banyak Ulama Besar lainnya ditempatkan di belakang bar tetapi mereka tidak pernah mengkompromikan hal tersebut. ”Ammar bin Yaasir (r.a.) menyaksikan dengan penghilatannya sendiri akan penyiksaan dan pembunuhan atas ibunya, bagaimana Hamzah dimutilasi, Bilaal disiksa, Abu Bak dipukuli hingga mendekati kematian, ’Uthmaan dibunuh, dan Rasulullah Muhammad (S.A.W) dicekik. Kesulitan yang sama seperti apa yang kita hadapi di dalam hidup kita demi Allah?

Jika kalian mendengan seorang Munafik atau seorang koruptor berkata, ” Ya tetapi itu adalah pada jaman mereka. Kenyataannya sekarang telah berubah dan kita hidup di dalam situasi yang berbeda, ” janganlah kalian mendengan perkataan orang tersebut karena penyakit hati yang dimilikinya. Tidak seorang pun akan memasuki Surga tanpa mengalami berbagai ujian (cobaan) dari Yang Maha Besar Allah (S.W.T.) di setiap saat kehidupan, dimana Allah akan menguji hamba-hamba yang dicintai-Nya.

”Ketika Allah mengharapkan kebaikan untuk seseorang, maka Allah akan menguji orang tersebut.” (Al-Bukhari)

Kita telah mendengar banyak orang yang memiliki atribut Kemunafikan sering berkata hal yang berkenaan dengan para kaum Mujahidin (pejuang di jalan Allah) dan kaum muslim lainnya yang telah kehilangan kebebasan mereka hanya demi Allah semata telah dipenjarakan, ”Allah telah menghukum orang-orang tersebut. Bagi mereka yang tidak membuat perjanjian maka kemudian mereka akan bebas.” Kami akan mengingatkan mereka akan suatu ayat dimana Allah (S.W.T.) telah memfirmankan:

”Wahai orang-orang yang beriman! Jangan kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, “Sekiranya mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh.” (Dengan perkataan) yang demikian itu, karena Allah hendak Menimbulkan rasa penyesalan di hati mereka. Allah Menghidupkan dan Mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imron 3:156)
Suatu saat mungkin kalian tidak akan memiliki makanan untuk dimakan, tidak memiliki pakaian untuk dipakai, tidak memiliki rumah untuk tinggal, tidak memiliki keluarga untuk dimintai pertolongan, dan tidak memiliki pesuruh untuk menolongmu mengerjakannya. Jika kalain pernah diuji oleh Allah S.W.T dan menemukan diri kalian dalam situasi seperti ini, maka hal terbaik dan satu-satunya yang harus kalian katakan adalah, ”Alhamdulillah (segala puji hanya untuk Allah semata).” Berterima kasihlah kepada Tuhan-mu di dalam kemudahan dan kesulitan. Berbeda dengan orang yang tidak berterma kasih kepada Tuhan-nya akan merasakan kehancuran hidup di dunia ini, dan di hari kemudian dia akan ternoda dan terhina.

”Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, ”Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah 2:214)

”Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan hanya dengan mengatakan: ’Kami telah beriman,’ dan mereka tidak akan diuji?”

”Dan sungguh, Kami telah Menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti Mengetahui orang-orang yang benar dan pasti Mengetahui orang-orang yang dusta.”

(QS. A—’Ankabut 29:2-3)
”Dan Kami pasti akan Menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira pada orang-orang yang sabar.”,

”(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali).”

”Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan-nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(QS. Al-Baqarah 2:155-157)

(Diambil dari catatan : I Love Allah)

Selasa, Mei 26, 2009

SHABAR

Pengajian :MT Al Ikhlas oleh Ust.Muhammad Faly Hasan

Apa sih SHABAR itu?...

Menurut Etimologi, Shabar(ash-shabr) berarti Menahan (al-Habs atau al-kaff)

Sebagaimana Firman-Nya: yang artinya;

" Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharap perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati Kami; serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (Qs. al-Kahfi [18]:28)

HUKUM SABAR; secara umum hukumnya adalah WAJIB; dengan alasan sbb :

1. Perintah Allah untuk bersabar bersanding dengan perintah shalat.
Dalam firman Allah yang artinya :
" Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu" {Qs. al-Baqarah[2]:45)
lihat juga Qs. Ali Imran [3]:200.

2. Allah melarang untuk melakukan sikap yang bertentangan dengan sabar.
Dalam firman Allah yang artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang
kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur)
(Qs.al-anfal[8]:15) lihat juga Qs.Muhammad[47]:33, Ali-Imran[3]-139,
al-Ahqaf[46]:35).

3. Allah Ta'ala menjadikan kebaikan didunia dan di akhirat amat tergantung pada
sikap sabar.
Dalam firman Allah yang artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu,
dan tetapkanlah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada
Allah, supaya kamu beruntung. (Qs. ali Imran[3]:200).

Menurut Istilah, Shabar adalah "Menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencari keridhaan Allah Ta'ala"

Sebagaimana Firman-Nya: yang artinya;

"Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)" (Qs. Ar-Ra'd[13]:22).

Sabar terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta'ala.
2. Sabar meninggalkan perbuatan maksiat terhadap Allah.
3. Sabar dalam menerima takdir yang menyakitkan.

Adapun Motivator sabar adalah "Untuk mencari keridhaan Allah"
sebagaimana firman-Nya, yang artinya " Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (Qs. al-Mudatstsir[74]:7)

Jadi kesabaran yang motivasinya bukan untuk mencari keridhaan Allah tidak berpahala dan tidak terpuji, karena Allah Ta'ala telah memberikan pujian kepada orang-orang berakal yang sifat-sifat mereka adalah seperti yang telah Allah sebutkan dalam firman-Nya (Qs.ar-Ra'd[13]:22).

Shabar merupakan proses sekaligus azas dari segala macam akhlak baik, karena itulah setiap kali menelusuri kebaikan atau keutamaan maka akan menemukan bahwa azas dan landasannya adalah Sabar;

1."I ffah" (menjaga kesucian diri), adalah sabar untuk menahan diri dari syahwat
kemaluan dan menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
2. Kemuliaan jiwa adalah sikap sabar dengan menahan diri dari syahwat perut.
3. Zuhud adalah sabar untuk menahan diri terhadap kehidupan yang berlebihan.
4. Qana'ah adalah sabar untuk menahan diri untuk merasa puas dengan apa yang
dimiliki.
5. Hilm (lemah lembut)adalah sabar dengan sikap menahan diri dari sesuatu yang dapat
membangkitkan amaran.
6. Waqar (bersikap tenang) adalah sabar untuk tidak tergesa-gesa dan tidak kurang
akal.
7. Berani adalah sabar dengan menahan diri dari sesuati yang mengajak untuk
melarikan diri.
8. Pemaaf adalah sabar dengan menahan diri untuk tidak memenuhi panggilan kekikiran.
9. Semangat adalah sabar dengan menahan diri dari sesuatu yang mengajak pada
kelemahan atau kemalasan.

Dalam urusan dunia sabar merupakan sebab kesuksesan untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya.
Dalam urusan akhirat sikap sabar lebih dibutuhkan dan lebih ditekankan karena sabar adalah sebab selamatnya seseorang ke dalam surga dan selamatnya seseorang dari siksa api neraka (Abu Thalip al-Makky).

Sebagaimana sabda Nabi SAW:
"Surga itu dikelilingi dengan hal-hal yang dibenci, sementara neraka dikelilingi dengan berbagai syahwat"

Juga dalam Firman-Nya; yang artinya:
"Dan Dia memberi Balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan surga dan (pakaian) Sutera" (Qs.al-Insan[76]:12)lihat juga Qs. Al-Furqan[25:75 dan ar-Ra'd [13]:24.

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan(dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "bilakah datangnya bertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat. (Qs.al-Baqarah[2]:214)lihat juga Qs.Al-Ankabut[29]:2-3 dan Ali Imran [3]:186

Jadi jelaslah bahwa Sabar hukumnya adalah wajib dan merupakan Akhlak yang amat nyata dan paling banyak disebutkan dalam Al Qur'an bahkan telah disebutkan lebih dari seratus kali...dan Allah menjanjikan bagi orang yang shabar untuk masuk kedalam Surga dan keselamatan dari api neraka....Subhanallah.

Selasa, Mei 19, 2009

Assalamu alaikum wr...wb....

Udah lama rasanya mama ga mengunjungi blog mama ini.....
entah kenapa rasanya lagi ga ada waktu untuk sekedar menengok dan melihat lihat....
apalagi untuk menulis..... kayanya buntu ga ada ide sama sekali....

Biasalah...maklum kesibukan ibu rumah tangga......yang tiap harinya berkutat dengan pekerjaan ngurus keperluan suami dan anak-anak, memasak, beres beres rumah,temenin belajar anak....ya pokoknya seputar itulah.....
syukur juga sih masih bisa gaul sama tetangga, arisan...... kalo kerjaannya udah beres ...paling nongkrongnya didepan televisi....yang ditonton juga kadang tontonan yang itu itu aja....Infotainment gosip.....mulai dari gosip artis yang kawin cerai, perselingkuhan, kisah manohara sampe kisah antasari & rani....., cape juga sih liatnya...habis kalo lagi lihat info seperti itu jadi ikutan kesel dan jadinya ikut ngedumel deh.....jadi bikin dosa aja.....akhirnya ganti lihat sinetron....eh sama aja gitu gitu juga.....jadi bikin males....

ya akhirnya....balik lagi liat liat komputer....ga ada ide nulis yang bagus....memang sih dasarnya ga ada bakat nulis sama sekali....gayanya aja bikin blog....ya ginilah....tersendat-sendat postingnya.....

Tapi akhir akhir ini....mama kenal dengan yang namanya facebook.....awalnya mau tau aja kaya apa sih....mulai buka dan coba buat profil.....eh lama-lama kok asyik juga ya....mama mulai ketemu sama temen-temen yang udah lama ga ketemu.....juga family yang jauh....bisa juga kenalan dengan teman baru.....

Ternyata facebook ini buat ibu-ibu seperti mama yang lebih banyak dirumah ini bisa jadi hiburan tersendiri ya... gimana ga... dengan nongkrong didepan komputer aja bisa mengunjungi temen temen yang jauh... bisa ngobrol walau cuma komentar-komentar yang isinya kadang cuma asal asalan tapi bisa bikin mama senyum-senyum sendiri.... juga bisa lihat foto-foto kenangan yang temen-temen kita punya....pokoknya serasa kembali kemasa-masa muda dulu....masa masih sekolah.....

Eh terus terang....itu juga sih salah satu alasan mama jarang buka buka blog mama ini...lagi keasyikan sama yang namanya facebook....tiap kali ada waktu senggang yang dilihat facebook ini.....tapi ga kok... mulai sekarang mama akan bagi waktu dengan blog ini lagi....ya sambil meneruskan belajar menulisnya.....mudah-mudahan semakin lama blog ini semakin baik isinya..... bantu mama ya.......

Udahan dulu ah....wassalaaam

Selasa, April 14, 2009

Buat Yayangku......

Niat hati mau ngasih surprise buat yayangku...
eh.. alarm yang ku pasang pas jam 12 malem kok malah ga bunyi...
jadinya jam 3 pagi ....baru terbangun...
setelah di selidiki bagai intel... ternyata alarm yang kupasang..jam 12 siang...
mestinya kan jam 00.00 yaaaa.... huuh payah juga nih....
ya sudahlah kadung jamnya kelewatan.... gak apa apa....
masih bisa kok ucapin sekarang.....
Dengan gaya yang manies.... n di imutz imutz...in... mulailah beraksi....


Met.... Ulang tahun ya sayang..... sun pipi kiri... sun pipi kanan .... sun jidatnya .... sun ..... eh... malah di tepak.... dikira nyamuk kaliii....
(lagian orang lagi tidur digangguin.... dasar kurang kerjaan....)

Tapi..... akhirnya yayangku bangun.....(senengnya....)
Peluk sayang untuknya sekali lagi .... moga panjang umur ... sehat sehat.... murah rezeki....Jadi orang yang sukses..... jadi suami yang selalu taat beribadah dan selalu jadi pembimbing dan pelindung keluarganya....senantiasa jadi orang yang bersyukur kepada sang pemberi kehidupan..... waaaah pokoknya doanya....buanyaaak seabrek brek.....

Yah.... cuma itu aja sih.... acaranya .... ga neko neko.....
ga biasa juga sih pake acara khusus..... paling-paling besoknya kita diajak maem diluar.... (bukan dikebon depan rumah lho....)
cari tempat yang enak buat maem dan maen bareng anak-anak.......

Tapi seneng juga lho..... mengartikan sebuah pertambahan usia dengan tidak berhura-hura..... cukup bersyukur dan introspeksi diri.....apakah sekian tahun yang sudah lewat telah diisi dengan hal-hal yang baik,..... berusaha tiap tahun memperbaiki diri.... semakin tambah usia.... semakin berkuranglah kesempatan kita hidup didunia ini.....

Jumat, April 10, 2009

Bait-bait syair seorang suami saat menasehati istrinya

Maafkanlah kesalahanku
Niscaya engkau kekalkan cintaku kepadamu
dan janganlah engkau bicara
saat kemarahanku sedang memuncak

Janganlah sekali kali kau kipasi kemarahanku
seperti engkau memukul rebana
karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui
bagaimana sikap orang yang tidak terkendali

Jangan engkau banyak mengeluh
karena ia akan mengikis cinta
dan hatiku ini akan merubah menolakmu
karena tabiat hati itu tidak tetap

Sesungguhnya kulihat cinta dalam hati ini
bila berpadu dengan rasa benci
dalam waktu yang singkat rasa cinta itu akan hilang.


Seorang wanita yang Shalihah adalah wanita yang antusias untuk meraih cinta suaminya.
Dia tidak pernah memperlihatkan penampilan yang membuat nuansa kehidupan keduanya menjadi keruh.

Kamis, April 09, 2009

Kiat menjadi wanita yang paling anggun di dunia

Anda, dengan kecantikan yang anda miliki, lebih anggun daripada mentari.
Anda, dengan akhlak yang anda miliki, lebih harum daripada kesturi.
Anda, dengan kerendahdirian yang anda miliki, lebih tinggi daripada rembulan.
Anda, dengan sifat keibuan yang anda miliki, lebih menyegarkan daripada hujan.

Oleh karena itu, peliharalah kecantikan itu dengan Iman.
Peliharalah keridhaan itu dengan sikap Qana'ah.
Dan peliharalah kesucian itu dengan Hijab.

Ketahuilah, bahwa perhiasan anda bukan terletak pada emas dan perak,
juga bukan pula pada berlian yang anda kenakan,
melainkan pada dua raka'at dipenghujung malam,
kehausan ditengah hari yang terik sebab puasa karena Allah,
shadaqah yang tersembunyi tanpa ada yang mengetahuinya selain Allah,
airmata hangat yang membersihkan dosa,
sujud yang lama diatas hamparan sejadah,
dan rasa malu kepada Allah saat dorongan kejahatan dan rayuan setan datang menggoda.

Jadikanlah taqwa itu bak pakaian anda,
niscaya anda akan menjadi wanita yang tercantik di dunia
walaupun pakaian anda tambal sulam.

Jadikanlah rasa malu sebagai baju kurung anda, n
niscaya anda menjadi wanita yang paling anggun di dunia
meskipun anda tidak beralas kaki.

Hindari oleh anda pola hidup wanita yang suka memperlihatkan daya tariknya
untuk memikat lawan jenis, dan menjadikan tubuhnya sebagai komoditi kaum pria
tanpa mengindahkan norma-norma susila, karena sesungguhnya mereka adalah
bahan bakar neraka jahanam.
"Tiada yang memasukinya, kecuali orang yang paling celaka" (Q.S. 92:15).

(dipetik dari buku: Jadilah wanita yang paling bahagia)

Selasa, April 07, 2009

Keistimewaan wanita dalam pandangan Islam

Sungguh luar biasa Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang sempurna, dan dibekali pula dengan kodrat bagai tiang penyanggah yang slalu dibawa kemana pergi dan suatu saat nanti Allah SWT akan menggantikannya menjadi kebajikan apabila tiang itu dipergunakan dan diletakannya ditempat yang baik dan benar.

Wahai wanita berbahagialah karena begitu banyak kelebihan dan keistimewaan yang dianugrahkan kepada kita. Dan jadikanlah anugrah ini sebagai batu permata penghias taman Syurga FirdausNya, amien.

Wahai kaum Ayah/Suami/Kakak Lelaki/Anak Lelaki(kaum ADAM), mulailah dari sejak dini memuliakan wanita baik itu Ibu/Istri/Kakak Perempuan/Anak Perempuan. Karena yang demikian itu Allah menjanjikan Surga. (HR Abu Dawud).


''Barangsiapa mempunyai anak perempuan, tidak dikuburkannya anak itu hidup-hidup, tidak dihinakannya, dan tidak dilebihkan anaknya laki-laki dari perempuan itu, maka Allah memasukannya ke dalam surga dengan sebab dia"

Sebagai wanita Allah menciptakan dan memberi segala keistimewaannya, cobalah kita (kaum wanita) mempelajari dari pandangan ISLAM ini dan jadikan suatu keistimewaan itu sebagai cermin hidup kita.

Bagian dari keistimewaan wanita, yang dipandang ISLAM ;

Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki dan ketika ditanya kepada Rasulullah S.A.W. akan hal tersebut, jawab baginda :

"Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."

Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang lelaki yang soleh.

Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka keatas tubuhnya.

Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.

Hendaklah mendahulukan anak perempuan dari pada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan keturunan Nabi Ismail A.S.

Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.

Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

Daripada Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

Aisyah r.a. berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ? Jawab baginda,"Suaminya."

"Siapa pula berhak terhadap lelaki ?" Jawab Rasulullah S.A.W. "Ibunya."

Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dia kehendaki.

Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan-Nya.


Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.

Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 lelaki yang jahat.
2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baikdaripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (ASI) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap tetes susu yang diberikannya.
Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah didalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.

Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.

Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.

Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

Wanita yang memerah susu binatang dengan "bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
Wanita yang menguli tepung gandum dengan "bismillah", Allah akan berkatkan rezekinya.
Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti menyapu lantai dibaitullah.
Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.
Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.


Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala12 tahun sholat.
Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo(2 thn), maka malaikat-malaikat dilangit akan kabarkan berita bahwa syurgawajib baginya.

Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

Jika wanita memicit/mijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.
Wanita yang meninggal dunia dengan keridhoan suaminya akan memasuki syurga.
Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang menutupi auratnya di dunia ini dengan istiqamah.

Jadikanlah Cermin yang indah dalam hidup kita, agar kita dapat melihat semuanya menjadi indah, dan keindahan dapat menjadikan sosok wanita cantik dan budiman sebagai bekal diakherat "


Sabtu, April 04, 2009

Keluarga besarku




Beberapa hari lalu mama mengunjungi keponakan yang baru lahir....
Di empat bulan terakhir ini aja telah hadir keponakan2 mama yang lucu dan imutz ...
Tidak saja satu tapi tiga keponakan yang cantik dan ganteng.......

setelah di runut dari awal sampai akhir .... keponakan mama ini ternyata mempunyai nomor urut ke 36, 37, dan 38.... alamax ternyata banyak sekali ...........
memang sih keluarga mama termasuk keluarga besar....
Orang tua mama mempunyai anak 11 orang .... itupun tidak termasuk kakak mama yang telah meninggal disaat balita.....bila dijumlahkan menjadi 15 orang.... (jaman dulu bo.... orang tua mama menikah saat umur 13 tahun.....lho...lho....lho berarti waktu itu belum ada keluarga berencana tuh......)
dan saat ini dari 11 orang ini semua sudah berkeluarga dan mempunyai anak....
berarti orang tuaku sudah mempunyai banyak sekali cucu...........

Jika rata-rata dari 1 keluarga telah mempunyai 4 anak.......seharusnya jumlah cucu ada 44 orang...(pake rumus matematika segala sih..... mumet mumet deh)
ini baru dari pihak keluarga Mama..... eh belum lagi dari keluarga suami....untungnya dari keluarga suami cuma ada 4 bersaudara...jadi jumlah cucunya cuma 13 orang....

Biasanya kami kumpul disaat hari besar keagamaan... seperti Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idhul Adha....dan juga bila ada acara2 khusus misalnya pernikahan dll..... kadang2 susah juga nih..... bila mengumpulkan seluruh keluarga disatu tempat.... selain tempat tinggal yang berjauhan juga waktu kerja dan kesempatan yang susah dipertemukan.

Ada keinginan suatu saat bisa pergi bareng bring tanpa ada yang tertinggal ke suatu tempat....ternyata perlu waktu tepat untuk menyatukan rencana tersebut........ Selain perlu waktu tapi juga perlu sarana dan prasarana diantaranya transportasi...........
kalo mau bareng dan ga ada yang ketinggalan ..... kayanya perlu mencarter 1 gerbong kereta..... atau satu bis Bigbird...... (nah.... gitu dech.... cukup gak ya?......)
coba bayangin bila dikumpulkan dalam satu kereta..... ramenya kaya sekampung kali (HiHiHi... asal jangan tawuran aja....ga asik)

Walau bagaimanapun keluarga besar ini begitu dipenuhi kebahagiaan.... walaupun sesekali terjadi konflik dan kesalahpahaman.... tapi alhamdulillah semua masih bisa diselesaikan dengan baik..... dan keluarga mama ini bisa saling memaafkan satu sama lain......(mudah2an selamanya seperti itu....)

Saat ini kedua orang tua mama sudah dipanggil oleh yang Maha Kuasa......juga kakak dan adik mama juga sudah menyusul memenuhi penggilanNya.................dengan meninggalkan keponakan2 mama dan ada juga 3 orang keponakan mama yang juga telah berpulang..... (Semoga Almarhum & Almarhumah ditempatkan di tempat yang layak disisi Nya...amin)

subhanallah..... Allah memang maha berkehendak atas segala sesuatu.... setelah memberikan kesulitan dan mengujinya dengan kesedihan dan kesabaran.... Allah akan memberikan kemudahan ................ Allah memberikan jalan yang terbaik untuk hambanya.....

Ya Allah.... lindungilah seluruh keluarga besar kami ..... jadikan keluarga besar ini menjadi keluarga yang sakinah ...mawaddah... warahmah..... selalu berada dijalan yang baik..... yaitu jalan yang telah mendapat RidhoMu.....
Ya Allah .... berikan kami kesehatan lahir dan batin.... tambahkanlah rizki yang halal dan baik bagi keluarga besar ini.... Ya Allah ya tuhan kami Mohon Ampun kami.... bila belum sempurnanya kami untuk bersyukur kepadamu ..........atas apa yang telah Engkau berikan kepada kami....... Ya Allah ya tuhan kami terima doaku ini dan kabulkanlah............Amin...

Jumat, Maret 20, 2009


Tak terasa 19th sudah kulewati bahtera kehidupan ini.... telah ada tak hanya pendamping setia dalam suka dan duka.... tapi juga buah hati kami yang terkasih... curahan kasih sayang dan perhatian utama kami....
Puji Syukur kehadiratMu ya Allah... telah kau beri kami tanggung jawab untuk mengasihi dan membesarkan mereka... bimbing terus hati kami agar selalu berada dalam RidhoMu....
jadikan kami diantara keluarga yang senantiasa mendapatkan curahan kasih sayangMu...

Senin, Maret 16, 2009

MOTIVASI PERNIKAHAN NABI MUHAMMAD SAW

Pengajian MT Al Ikhlas oleh Ust. M. Faly Hasan

Nabi Muhammad SAW sesungguhnya adalah seorang yang Monogamis dalam sebagian besar perjalanan kehidupan rumah tangganya. Beliau menikah dengan tujuan yang mulia dengan hukum yang tinggi dan tidak mungkin dengan tujuan demi kesenangan syahwat.
Rasulullah belum pernah memperbanyak istrinya kecuali setelah beliau dewasa dan tua, yakni setelah umurnya mencapai diatas 50 tahun. Dan tidak pernah melakukan poligami, setelah istri beliau Khadijah Ra meninggal barulah beliau melakukannya.

Dari 'Aisyah Ra Nabi SAW bersabda:
"Nabi SAW tidak pernah menikahi wanita lain atas Khadijah sampai Khadijah wafat" (HR. Muslim)

Dari segi jumlah istri, pernikahan Nabi SAW merupakan sebuah kekhususan bagi beliau, sebagaimana kekhususan lainnya, seperti puasa wishal (puasa bersambung hingga malam tanpa berbuka), tidak menerima sedekah, dan tidak meninggalkan warisan.
Karenanya dalam hal poligami, ummatnya hanya bisa meniru sebatas empat istri, tidak lebih. sebagaimana firmanNya Qs. An Nisa (4):3. Ayat ini turun dipenghujung tahun ke-8 Hijriyah, ketika Rasulullah sudah memiliki istri lebih dari empat dan telah menggaulinya. Meski demikian, tidak seorangpun dari istri-istrinya itu diceraikan.
Inilah Kekhususan bagi beliau, yang secara tegas Allah berfirman Qs. Al-Ahzab (33):50.

"Hai Nabi, Sesungguhnya kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada nabi kalau nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu , bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya kami telah mengetahui apa yang kami wajibkan kepada mereka tentang istri istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempatan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Dari segi motivasi pernikahan pun beragam Muhammad Ismail dalam Al Fikr al-islami, menjelaskan bahwa perbuatan manusia dilandasi Motivasi spiritual (ruhiyah), emosional (Ma'nawiyah), dan material (madiyah). Adapun nilai perbuatan manusia itu bisa dikategorikan sebagai nilai spiritual (ruhiyah), moral (akhlaqiyah), kemanusiaan (insaniyah), dan material (madiyah).
Dalam kerangka teori ini, Pernikahan Nabi SAW, selalu bermotivasi dan bernilai ruhiyah. Ini bisa dilihat dari faktor diri Rasulullah, jumlah istri beliau, maupun siapa orang-orangnya.

Faktor diri rasulullah SAW,
Rasulullah mulai berpoligami justru setelah akhir hidup beliau, yakni setelah usia melewati 30 tahun pernikahan bersama Khadijah.
Dalam usia 55 tahun, beliau menikahi 8 istri dan pada usia 57 tahun, beliau mengumpulkan 9 orang istri, dimana dalam masa ini, kehidupan beliau secara fisik tidaklah mapan, tetapi justru dipenuhi deraan gelombang cobaan dakwah. Kebugaran beliaupun semakin menyusut secara alamiah seiring bertambahnya usia. Ini artinya bahwa Pernikahan beliau jelas tidaklah berlandaskan hawa nafsu, tetapi karena perintah wahyu bersama nilai-nilai tertentu yang terkandung didalamnya.

Faktor istri
Siapa siapa orang-orangnya, maupun nilai, selain ruhiyah, pernikahan beliaupun menyertakan nilai nilai lain, seperti persahabatan, penghargaan, juga taktis politik.

Nilai persahabatan, Nabi menikahi 'Aisyah ra dan Hafshah ra, yang masing-masing adalah putri shahib beliau, yakni Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra. Sebelumnya Hafshah adalah istri Khunais, yang temasuk angkatan pertama pemeluk islam. Khunais wafat tujuh bulan sebelum Rasulullah saw menikahi Hafshah.

Nilai Penghargaan
Nabi menikahi Saudah binti Zum'ah adalah janda Sukran bin Amr bin Abdi Syam. Setelah suaminya wafat, sudah sama sekali tidak cantik, tidak kaya, dan tidak memiliki status sosial tinggi. Tetapi demi menghargai perjuangannya, Rasulullah mengangkatnya menjadi Ummul Mu'minin.
Nabi menikahi Zainab binti Khuzaimah dan Ummu Salamah, janda dari dua sahabatnya yang syahid dimedan perang. Sebelumnya, Zainab adalah istri Ubadah ibnul Harits ibnul Muththalib, yang syahid dalam perang Badar. Zainab hidup bersama Rasulullah kurang dari dua tahun, kemudian meninggal.
Adapun Ummu salamah adalah mantan istri Abu Salamah, ia memiliki banyak anak. Abu Salamah meninggal dunia karena luka serius yang dialaminya ketika Perang Uhud setelah agak sembuh lukanya, Abu salamah kembali ke medan Perang bani Asad dengan membawa kemenangan. Akan tetapi luka lamanya kambuh dan akhirnya ia meninggal. Setelah empat bulan Nabi langsung melamarnya akan tetapi Ummu Salamah tahu diri "Ya Rasulullah, Apalah saya ini, janda tua dengan banyak anak"

Nilai taktis-politis.
Nabi menikahi Ramiah atau Ummu Habibah binti Abi Sufyan. Suaminya bernama Ubaidillah bin Jahsy al-Asadi. Khawatir akan disiksa bapaknya yang gembong Quraisy, Ramiah dan Ubaidillah turut hijrah ke Habasyah. Padahal saat itu ia hamil berat. Ditanah pengungsian, ia melahirkan seorang putri yang dinamai Habibah. Malangnya, tidak lama setelah itu, Ubaidillah murtad. Ia berusaha menarik istrinya keluar dari Islam. Akan tetapi, Ramiah tetap bersabar dalam agamanya.

Nilai/Value (Nilai Ruhiyah)
Zainab putri bibi Nabi adalah gadis cantik dari keluarga terpandang dikalangan Quraisy, sedang calon suaminya Zaid hanyalah seorang budak yang dimerdekakan nabi. Bagaiman kedua pasangan yang kontras kultur ini disatukan. Akhirnya berakhir dengan perceraian karena Zainab lebih mengedepankan kebangsawanannya. Detik-detik tragedi perceraian Zainab dengan Zaid turun wahyu ilahi bahwa Zainab kelak akan menjadi istri Rasul.
Rasulullah sempat merahasiakan wahyu ini bahkan sempat risau dan gundah dalam hatinya. maka turun, Firman Allah Qs Al-Ahzab (33):37
".... sedang kamu menyembunyikan didalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti...".


Hikmah dan Dasar Rasulullah memperbanyak istrinya disebabkan karena :
  1. Banyaknya tawanan Ansar yang merupakan keluarganya sendiri, karena untuk memperkuat dakwahnya dan menyampaikan risalah Rabb-nya.
  2. Untuk memuliakan qabilah-qabilah yang masih keluarga Rasulullah Saw, sehingga hubungannya semakin dekat.
  3. Menampakkan kepada banyak orang tetang kondisi yang semula tersembunyi dengan maksud untuk menetralisir berita yang disebarkan orang-orang musyrik mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw tukang sihir dan dukun.
  4. Keajaiban didalam diri Rasulullah dalam menggilir istri-istrinya hanya pada satu malam dan merupakan mu'jizat bagi Rasulullah Saw dalam membagi giliran sesama istrinya dengan adil. (Qs. An-Nisa (4):129)
  5. Memuliakan sebagian wanita-wanita janda atas dasar keimanan mereka setelah wafat suaminya. Rasulullah menikahinya atas dasar bermaksud menjaga keimanan mereka.
  6. Ada banyak wanita berpindah kepada hukum-hukum syari'at (masuk islam) dan suami tidak mengikuti istrinya akibatnya guru-guru (da'i) yang mengajarkan islam kepada wanita.
  7. Mengurangi permusuhan (menikahi Ummu Habibah binti abu sofyan anak dari abu sofyan yang merupakan musuh islam pemimpin orang kafir sebelum masuknya Islam dan Shafiyah binti Hayiyi bin akhtab musuh Nabi dari kalangan Yahudi).