Jumat, Juni 05, 2009

MENDAMBAKAN SURGA? KAMU HARUS BEKERJA UNTUK MENCAPAINYA. SURGA MEMILIKI HARGA


Assalamu’alaikum,
Bismillah

Allahumma salli ’ala Muhammad
Satu-satunya ”Ghayaah” (tujuan dan target) sebagai seorang Muslim seharusnya adalah untuk mencari cara membuat Allah senang, sementara juga mengharapkan imbalan dari Tuhan (berupa Surga) dengan melakukan hal tersebut. Jadi, surga bukan merupakan tujuan tunggal di dalam hidup ini, dibanding dengan mencari cara bagaimana membuat Allah senang.

Bagaimanapun, surga yang kita bicarakan disini membutuhkan pengorbanan dan keinginan yang kuat, dan hal ini telah dikonfirmasikan pula oleh Rasulullah S.A.W. yang disabdakan di dalam suatu Hadist yang terkenal:

”Ketika Allah menciptakan surga dan neraka, maka Dia mengirimkan malaikat Jibril (Gabriel) ke surga, dan mengatakan: ”Pergi dan lihatlah surga dan hal-hal lainnya yang Aku telah sediakan di dalamnya bagi para penghuninya.” Maka ia pergi dan melihat apa yang telah Allah sediakan di dalamnya bagi para penghuninya. Kemudian ia kembali dan berkata: ”Dengan Kebesaran-Mu, siapapun yang mendengarnya akan memakan waktu lama untuk memasukinya. Kemudian Dia memerintahkannya agar dikelilingi kesulitan, dan berkata kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah apa yang telah aku persiapkan di dalamnya bagi para penghuninya.” Maka ia (Jibril) pergi kembali dan menemukan tempat yang dikelilingi berbagai kesulitan. Kemudian ia kembali dan berkata: ”Dengan Kebesaran-Mu, aku takutkan tidak ada seorang pun yang dapat masuk ke dalamnya.

Kemudian Dia mengirim Jibril ke dalam api neraka dan berkata, ”Pergi dan lihatlah apa yang telah aku sediakan bagi para penghuninya.” Maka ia pergi dan melihat apa yang ada di dalamnya dan terdapat beberapa lapisan, satu di atas lainnya. Kemudian ia kembali dan berkata: ”Dengan Kebesaran-Mu , siapapun yang mendengarnya tidak akan pernah mau mencoba masuk ke dalamnya. Kemudian dia memerintahkannya agar dikelilingi oleh nafsu dan keinginan, dan berkata: ”Pergi dan lihatlah apa yang telah aku persiapkan di dalamnya bagi para penghuninya. Maka ia pergi dan melihatnya, kemudian kembali dan berkata, ’Dengan Kebesaran-Mu, aku takut tidak ada seorangpun yang dapat melarikan diri dari memasukinya.” (Muslim, Abu Daawood dan Imaam Ahmad)

Dan Rasulullah S.A.W. bersabda pula:

“Api tersebut dikelilingi oleh Syahwat (nafsu) , dan surga dikelilingi oleh kesulitan.” (Al-Bukhaari dan Muslim)

Karenanya wahai para saudara dan saudari, setelah mengetahui hadist-hadist ini bagaimana kita bisa berharap jika perjalanan ke Surga itu akan mudah dan bebas dari ujian? Kita sangat mengetahui bahwa satu-satunya cara adalah dengan membuat Allah (S.W.T) senang dan memasuki surga dengan mengikuti Rasulullah (SAW) dan para sabatina, yang telah diekstradisi dari kampung halamannya, dianiaya, disiksa, diejek, di boikot, dibunuh, difitnah, dan diserang; Seberapa besar kita dapat menerima hal-hal tersebut? Saat ini bila kita kehilangan sedikit kemakmuran, (dari orang tua kita), yang diciptakan oleh para kaum kafir dan mendapat sedikit kritik tentang Muslim, maka kita lalu menyerah dalam melakukan dakwah, Akidah dan semangat untuk bekerja bagi agama Allah.

Sangat penting bagi kita untuk mengetahui konsepnya secara benar sebagai pengingat bagi kita untuk sabar dan tegas di dalam agama kita. Allah (SWT) akan selalu menguji para umatNya yang beriman; terkadang Dia menguji kita melalui keluarga atau pun kekayaan yang kita miliki, dan di waktu lain Dia dapat juga menguji kita dengan kaum Kafir, Munafik, penyimpang Muslim atau bahkan dengan para sahabat kita sendiri. Ini merupakan janji dari Yang Maha Besar Allah (SWT) karenanya kita harus selalu siap menghadapinya.

Wahai Para Muslim sekalian, jangan pernah kehilangan harapan akan Tuhan. Selalu ingat bahwa apapun ujian yang kalian hadapi, maka Sahaabah akan dihadapi dengan banyak skenario yang sulit sekalipun. Ibn Taymiyyah, Abu Haneefah, Ahmad bin Hanbal dan banyak Ulama Besar lainnya ditempatkan di belakang bar tetapi mereka tidak pernah mengkompromikan hal tersebut. ”Ammar bin Yaasir (r.a.) menyaksikan dengan penghilatannya sendiri akan penyiksaan dan pembunuhan atas ibunya, bagaimana Hamzah dimutilasi, Bilaal disiksa, Abu Bak dipukuli hingga mendekati kematian, ’Uthmaan dibunuh, dan Rasulullah Muhammad (S.A.W) dicekik. Kesulitan yang sama seperti apa yang kita hadapi di dalam hidup kita demi Allah?

Jika kalian mendengan seorang Munafik atau seorang koruptor berkata, ” Ya tetapi itu adalah pada jaman mereka. Kenyataannya sekarang telah berubah dan kita hidup di dalam situasi yang berbeda, ” janganlah kalian mendengan perkataan orang tersebut karena penyakit hati yang dimilikinya. Tidak seorang pun akan memasuki Surga tanpa mengalami berbagai ujian (cobaan) dari Yang Maha Besar Allah (S.W.T.) di setiap saat kehidupan, dimana Allah akan menguji hamba-hamba yang dicintai-Nya.

”Ketika Allah mengharapkan kebaikan untuk seseorang, maka Allah akan menguji orang tersebut.” (Al-Bukhari)

Kita telah mendengar banyak orang yang memiliki atribut Kemunafikan sering berkata hal yang berkenaan dengan para kaum Mujahidin (pejuang di jalan Allah) dan kaum muslim lainnya yang telah kehilangan kebebasan mereka hanya demi Allah semata telah dipenjarakan, ”Allah telah menghukum orang-orang tersebut. Bagi mereka yang tidak membuat perjanjian maka kemudian mereka akan bebas.” Kami akan mengingatkan mereka akan suatu ayat dimana Allah (S.W.T.) telah memfirmankan:

”Wahai orang-orang yang beriman! Jangan kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, “Sekiranya mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh.” (Dengan perkataan) yang demikian itu, karena Allah hendak Menimbulkan rasa penyesalan di hati mereka. Allah Menghidupkan dan Mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imron 3:156)
Suatu saat mungkin kalian tidak akan memiliki makanan untuk dimakan, tidak memiliki pakaian untuk dipakai, tidak memiliki rumah untuk tinggal, tidak memiliki keluarga untuk dimintai pertolongan, dan tidak memiliki pesuruh untuk menolongmu mengerjakannya. Jika kalain pernah diuji oleh Allah S.W.T dan menemukan diri kalian dalam situasi seperti ini, maka hal terbaik dan satu-satunya yang harus kalian katakan adalah, ”Alhamdulillah (segala puji hanya untuk Allah semata).” Berterima kasihlah kepada Tuhan-mu di dalam kemudahan dan kesulitan. Berbeda dengan orang yang tidak berterma kasih kepada Tuhan-nya akan merasakan kehancuran hidup di dunia ini, dan di hari kemudian dia akan ternoda dan terhina.

”Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, ”Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah 2:214)

”Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan hanya dengan mengatakan: ’Kami telah beriman,’ dan mereka tidak akan diuji?”

”Dan sungguh, Kami telah Menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti Mengetahui orang-orang yang benar dan pasti Mengetahui orang-orang yang dusta.”

(QS. A—’Ankabut 29:2-3)
”Dan Kami pasti akan Menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira pada orang-orang yang sabar.”,

”(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali).”

”Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan-nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(QS. Al-Baqarah 2:155-157)

(Diambil dari catatan : I Love Allah)